Kamis, 21 April 2011

BATUBARA

 Pemanfaatan Batubara
Salah satu produk samping dari hasil pembangkitan tenaga listrik PLTU batubara adalah abu batubara. Pada awalnya abu ini merupakan limbah yg tidak bisa dimanfaatkan lagi, tetapi setelah dikaji lebih jauh ternyata abu batubara dapat dimanfaatkan karena berbentuk partikel halus amorf dan bersifat Pozzolan dan dpt bereaksi dgn kapur pada suhu kamar dengan media air dan membentuk senyawa yg bersifatmengikat.

Abu batubara yang dihasilkan oleh Unit Bisnis Pembangkit Suralaya yang mempunyai total kapasitas terpasang dari pembangkit 3400 MW, adalah 1200 ton perhari..

Kandungan unsur yang ada didalamnya adalah :

KANDUNGAN
Silica 51,82 %
Alumina 30,98%
Hematid 4,93%
Kapur 4.66%
Magnesium 1,52%
Sulfat 1,51%
Carbom Content 1,52%
Total Alkali 1,42%


Dari hasil penelitian, abu batubara tersebut dapat dimanfaatkan dengan matriks sebagai berikut :
• Cement
Portlant clinker, portland filler, blast furnace cement filler, slag filler preparation, activated flag cement
• Concrete
Concrete mortar, plaster mortar, masonry mortar, foam concrete, dry mix, fly ash sand,concrete road, concrete product (flag stone, paving stone, kerb stone, sewer pipe / pit, pile)
• Ceramics
Paving stone, brick, roof tiles, porous tiles, polysil tiles, ceramic tiles & paver blocks.
• Civil Engineering Application
Asphalt filler, road stabilization subbasis, banks, dikes, Industrial area, Hydraulic engineering, road construction, slopes, ramps, approach road, concreted road.
• Lime
Sand lime / calsium silicate brick, Insulation material, Cellulare concrete, Gascon, Mansory mortar, Sewage sludge stabilizer.
• FGD Gypsum
Indoor wall blocks, cardboard / fibreboard self levelling floors, retarding agent
• Miscellaneous
Zeolite synthesis
• Synthetic Artificial
Aardilite, a lime bound artificial gravel, Lytag, asintered light weight systhetic gravel.
• Upgrading Technique
Calcining, sintering, windsifting, sleving, screening, grinding, milling, mixing blending, drying, micronising.
• Low Added Value.
Use on agricultural land as fertilizer, land reclemation for building, aplication in large infrastructural work, mine back filling, rehabilitation of un controolled land fills.

Bila usaha anda bergerak di bidang konstruksi bangunan, maka abu dari kami dapat mereduksi cost produksi anda hampir 20% dari total cost anda.

Bila anda bergerak di industri semen PPC, maka abu dari kami akan mengurangi cost produksi anda dan menjadikan produk semen PPC anda menjadi lebih kuat dan bermutu tinggi.

Bila anda bergerak di industri beton ringan (light weight concrete) maka abu dari kami akan mereduksi cost produksi anda dan membuat mutu produk anda meningkat karena permukaan produk menjadi lebih halus dan kuat.

Bila anda bergerak di industri mortar atau semen siap saji maka produk abu dari kami dapat mereduksi cost produksi anda dan membuat mortar anda menajdi lebih bermutu dengan daya rekat yang kuat serta permukaan yang halus.

Bila anda bergerak di industri keramik berat seperti genteng, batako, casting, con block, batubata dll, maka produk abu dari kami adalah solusi untuk mereduksi cost produksi dan membuat mutu produk meningkat karena kekerasan dan kehalusan permukaan produk anda.

Berikut beberapa bentuk produk yang dihasilkan oleh Koperasi Rusamas Suralaya dengan menggunakan abu batubara PLTU Suralaya :

• Conblok Merah
• Conblock Abu-abu
• Conblock Berlian
• Conblock Segi enam
• Bata Beton penganti bata merah
• Batako

Selain dapat dimanfaatkan, Batubara juga dapat menimbulkan masalah dalam hal pertambangannya. Seperti contoh yang terjadi di daerah kalimantan selatan,seperti kasus di bawah ini :
 Menggugat Aktivitas Pertambangan Batubara di Pulau Sebuku Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan
Salah satu sektor penting yang menjadi andalan pemerintah Indonesia untuk menangguk devisa negara secara cepat adalah melalui sektor pertambangan. Sektor ini, khususnya pertambangan skala besar telah menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan yang cukup signifikan serta berdampak buruk terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitar. Lebih parah lagi, ekploitasi pertambangan juga dilakukan di kawasan lindung/konservasi dan pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia.

Pulau Sebuku yang terletak di sebelah timur Pulau Laut Kotabaru Kalimantan Selatan merupakan salah satu pulau kecil yang terdapat di Indonesia. Pulau ini memiliki lingkungan dengan karakteristik fisik dan kespesifikan yang tentunya berbeda dengan pulau yang memiliki dataran yang luas (terrestrial) namun tetap kaya akan sumber daya alamnya. Terdapat kawasan laut dan pesisir yang banyak menghasilkan untuk sektor perikanan dan kelautan, hutan mangrove yang menyimpan keragaman flora dan fauna dan sebagai tempat berlindung dan berkembang biaknya berbagai biota laut, hutan tropis dataran rendah dan sumber daya alam yang terdapat di bawah tanah berupa mineral, seperti batubara dan bijih besi. Dengan areal fisik daratnya yang kecil dan potensi sumber daya alamnya, Pulau Sebuku menjadi sebuah kawasan yang penting untuk dilindungi dan dikelola dengan baik dan hati-hati karena pulau ini rentan terhadap dinamika alam dan aktivitas manusia.

Ancaman terhadap Pulau Sebuku saat ini adalah adanya aktivitas pertambangan batubara oleh PT Bahari Cakrawala Sebuku yang mulai beraktivitas sejak tahun 1994 sampai sekarang, dan juga beraktivitas di kawasan Cagar Alam dengan luas 1050 Ha dengan perjanjian pinjam pakai kawasan untuk kepentingan pertambangan tanpa menggunakan konpensasi sehingga mengakibatkan berkurangnya luas kawasan Cagar Alam Selat Sebuku (LAMAS, 2002). Aktivitas pertambangan ini telah menimbulkan dampak ekologis, ekonomi, sosial, dan budaya.

Dengan adanya aktivitas pertambangan batubara oleh PT BCS di Pulau Sebuku lambat laun sudah dirasakan dampak buruknya oleh masyarakat sekitar tambang. Temuan Walhi Kalsel telah terjadi perubahan bentang alam, terdapat lubang-lubang yang dibiarkan menganga, pembuangan limbah air cucian batubara yang disalurkan ke penampungan kemudian ke sungai tanpa perlakuan yang memadai. Aktivitas eksploitasi yang dilakukan merusak dan menghilangkan sebagian sumber penghidupan masyarakat berupa rusaknya sungai dan hutan mangrove tempat hidupnya biota-biota laut, rusaknya hutan rawa tempat hidupnya ikan-ikan air tawar, rusaknya lahan pertanian masyarakat, rusak, dan hilangnya tempat sumber-sumber air bersih, tercemar dan matinya tanaman karet, berkurangnya produksi lada, matinya ratusan ternak kerbau pada tahun 1997. Penggunaan aparat “keamanan” dan tekanan oleh pihak perusahaan terhadap masyarakat yang mau menuntut haknya dan menyuarakan kepentingan lingkungan sehingga menimbulkan rasa takut, was-was, dan keresahan di masyarakat. Dampak lainnya berupa terjadinya pergeseran sosial dan budaya masyarakat, misalnya pergeseran pola hidup masyarakat yang sekarang lebih konsumtif, adanya praktek prostitusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar